Tuesday 28 June 2011

HARTA PREDIKAT MALA PETAKA

Akhi...... saya telah melihat satu suasana yang memancing pemikiran dan menemukan satu fakta menyangkut satu hal yang bertolak belakang dengan akhirat. Suasana ini telah dieksploitasi oleh syaitan dan melancarkan rekayasa demi menghancurkan moral dan perlanggaran aturan agama oleh banyak manusia.
Suasana itu adalah manusia yang rata-rata mengagung-agungkan dunia dan mendewa-dewakan harta benda. Karena dunia manusia berani mengabaikan hak Tuhannya.Karena harta benda  manusia tidak mengambil peduli lagi dengan ketentuan-ketentuan Nya; seperti sholat, puasa dan lainnya.
Menyanjung dunia dan mendewa-dewakan harta benda, telah merosakkan banyak orang ke dalam perbuatan haram dan dosa, dan meremehkan banyak perintah dan larangan Allah.
 ......bersambung      

Sunday 12 June 2011

SHALAT ADALAH TIANG AGAMA

Jika kita ingin mengetahui nilai dan pentingnya shalat serta betapa ia sangat mudah diraih, sementara orang yang tidak menunaikan shalat akan merugi. Jika kita ingin mengetahui semua itu dengan yakin sebagaimana dua kali dua jawabnya empat, maka ikuti cerita ini...........

Saturday 7 May 2011

catatan sufi

Dunia ini tempat persiapan dimana orang diberi berbagai pelajaran  dan menghadapi sejumlah ujian. Pilihlah yang kurang, di atas yang lebih, di dalamnya. Puaslah dengan apa yang anda miliki, sekalipun itu kurang dari yang dimiliki oleh orang lain. Sungguh, belajarlah cenderung untuk tidak memiliki.
Dunia ini tidak buruk, sebaliknya ia adalah ladang buat masa depan. Apa yang anda tanam di sini, anda akan panen di sana. (akhirat). Dunia ini adalah jalan menuju kebahagiaan abadi dan karena itu pantas untuk dihargai bahkan dipuji.

Friday 22 April 2011

membuka mata hati

Banyak nasihat untuk tidak melihat pada manusia dan menghilangkan keperdulian kepada mereka, karena seseorang tidak akan bersih dari ria' kecuali dengan menjatuhkan mereka dari pandangannya dan menjauhkan dirinya dari pandangan mereka.
Barang siapa ingin bersih, temanilah orang yang telah bersih. Karena itu MENEMANI ORANG BODOH YANG TIDAK RELA TERHADAP NAFSUNYA JAUH LEBIH BAIK DIBANDING BERTEMU DENGAN ORANG BERILMU YANG RELA TERHADAP NAFSUNYA.

Wednesday 20 April 2011

APA ARTINYA MENJADI MANUSIA

Di mana pun kita dan pada masa kapan pun kita, kita yang ditakdirkan hidup tidak bisa menghindar dari mengajukan pertanyaan pokok tentang SIAPAKAH KITA? DARI MANA KITA DATANG? APA YANG KITA LAKUKAN SAAT INI? DAN UNTUK AKHIRNYA KE MANA KITA AKAN PERGI? Dalam kehidupan semua orang, terutama ketika muda, pertanyaan-pertanyaan pokok ini timbul dalam fikiran, seringkali begitu kuat hingga menuntut jawaban dari kita. Banyak yang sekedar tahu saja tanpa ikut memikirkannya atau berpuas diri dengan jawaban yang sudah mapan yang disediakan oleh orang lain dalam keluarga atau masyarakat mereka.
Dalam masyarakat tradisional, jawaban seperti itu selalunya dari unsur-unsur agama atau dogma agama dan hingga tahap tertentu masih juga demikian bahkan bagi sebagian besar masyarakat di banyak tempat di dunia.
 Tetapi ada, dan sampai sekarang masih ada orang-orang yang menanggapi pertanyaan SIAPAKAH AKU............ Bersambung

Tuesday 19 April 2011

INGAT MATI

Suatu waktu kita akan mati (tentunya kita mati). Apakah untuk perkara yang besar dari segala yang besar, kita sudah bersedia? Rasanya tertakluk atas penghayatan kita terhadap perkara yang besar itu. Untuk membangkitkan sedikit rasa keinsafan (mudah-mudahan kita insaf) ketahuilah, kematian itu memangbenar-benar terjadi. Tidak syak dan waham lagi. ................. bersambung

Monday 11 April 2011

fitrah dakwah

Mutakhir ini telah banyak berlaku hal-hal yang di luar jangkauan pemikiran manusia. Ironisnya manusia menginginkan keharmonian dan kesejahtraan hidup......... bersambung.

Sunday 3 April 2011

Doa itu ialah ibadat.

Huraian:
  • Doa adalah Istiksaat (memohon pengampunan dan pertolongan) dan hanya Allah S.W.T sahaja yang dapat memberikannya.
  • Orang yang berdoa hendaklah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan hajat dan tunduk kepada Allah sebagai menunjukkan bahawa kita berhajat kepada Allah untuk memperolehi sesuatu yang kita kehendaki.
  • Doa adalah suatu ibadat yang sangat penting kedudukannya dan sangat mahal nilainya bahkan ia adalah pintu yang paling utama daripada pintu-pintu ibadah yang lain dalam meperhambakan diri kepada Allah.
  • Apabila seseorang itu berdoa maka hendaklah ia melakukannya dengan sebaik-baiknya dan dengan memelihara adab-adabnya. Dengan itu barulah doanya akan dimakbulkan oleh Allah S.W.T.

Saturday 2 April 2011

Setiap penyakit ada ubatnya


“Bagi setiap penyakit ada ubatnya. Apabila betul ubatnya, maka sembuhlah dengan izin Allah.” (Riwayat Muslim)

DI ANTARA YANG MENGETAHUI ADA YANG LEBIH MENGETAHUI

Kehebatan seseorang itu ialah ketika ia membawa agama Allah ke khalayak dengan sejuta ketakutan dibanding siapa dia di sisi Allah dan siapa Allah di sisinya. Karena itu sedalam apapun ilmunya tentunya amat tak sebanding dengan ilmu Allah.Kita diciptakan ALLAH tidak..........bersambung.

Wednesday 30 March 2011

Buktikan Cinta Kita kepada Rasulullah SAW

Setelah nyata kepada kita kewajipan menyintai dan mengasihi Nabi Muhammad SAW berdasarkan dalil-dalil naqli dan aqli yang jelas, marilah pula kita cuba membincangkan tanda dan bukti kasih dan kecintaan seseorang terhadap baginda . Deklarasi cinta yang tidak disusuli dengan pembuktian amali tentu sahaja masih belum mencukupi untuk membentuk cinta sejati.Bukti yang paling mudah dilihat, seseorang yang benar-benar mengasihi kekasihnya, akan mengutamakan insan yang dikasihinya daripada dirinya sendiri dan kehendak peribadinya. Jika tidak mencapai tahap ini hubungan tersebut belum layak dinamakan kasih sejati yang ikhlas-murni, tetapi baru sekadar dakwaan semata-mata.
Keutamaan mentaati dan mengutamakan orang yang dikasihi ini jelas dapat dilihat dalam ungkapan seorang pencinta Allah SWT dan NabiNya SAW yang tidak asing lagi, Rabi’ah al Adawiyyah dalam syairnya: “Sesungguhnya seorang kekasih itu akan taat-patuh kepada yang dikasihinya.”



Advertise Here

Selain memiliki semangat di atas, orang-orang yang benar-benar mengasihi Nabi SAW harus terdapat pada dirinya bukti dan tanda berikut:
1. Menjunjung agama Nabinya, mengamalkan Sunnahnya, menurut perkataan dan perbuatannya dalam setiap keadaan, melaksanakan suruhannya dan menjauhi larangannya. Dia juga mengamalkan adab-adab kehidupan Rasulullah SAW dalam segala keadaan, sama ada ketika susah atau pun senang, ketika gembira atau pun sedih. Ikatan antara ‘kasih’ dan ‘taat’ ini terlihat jelas dalam firman Allah SWT: “Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah akan mengasihi kamu.” (ali ‘Imran: 31)
Namun semangat semata-mata tidak memadai jika tidak berpaksikan di atas ilmu yang kukuh. Lebih-lebih lagi pada zaman fitnah ini, kegagalan seseorang itu mengenal mana satu Sunnah dan bidaah akan memungkinkan terjebak ke dalam lubuk bidaah yang dianggap sebagai Sunnah. Akhirnya Sunnah dipinggirkan dan bidaah ditegakkan.
Orang yang tersemat di dalam hatinya kasih yang sejati terhadap Rasulullah SAW juga, tidak akan mempedulikan kemarahan manusia lain dalam usahanya mentaati Allah SWT dan Rasul SAW.
2. Sudah menjadi adat dan lumrah berkasih, seorang kekasih akan sering menyebut dan mengingati kekasihnya. Justeru, apabila hati seseorang itu telah mengisytiharkan kecintaan terhadap Rasulullah SAW, maka lidahnya akan sering menyebut nama Kekasihnya SAW dan kotak fikirannya akan sentiasa mengingati Baginda SAW.
Selaku umat Muhammad SAW, kita amat bertuah kerana telah diajar berselawat ke atas kekasih kita Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu bentuk ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT. Maka kita beruntung kerana dapat beribadah dengan menyebut, memuji dan berselawat kepada insan yang paling kita cintai dengan membaca ayat-ayat al-Quran yang memuji Nabi SAW serta lafaz selawat yang diajar sendiri oleh Baginda SAW.
Kita juga dididik oleh Nabi SAW dan ulama pewaris Baginda SAW menghormati hari dan bulan kebesaran Islam seperti Maulid al-Rasul SAW dan Isra’ Mikraj dengan mengisinya dengan pelbagai amalan yang kesemuanya ada kaitan dengan Nabi SAW dalam kerangka ubudiah kepada Allah SWT. Walaupun ada segelintir di kalangan orang Islam sendiri mencurigai bacaan dan amalan-amalan ini.
Menghayati dan memperjuangkan agama seiring dengan berkasih-sayang dengan Nabi SAW dirasakan begitu indah dan menyegarkan. Sebaliknya tanpa dimensi ini, menghayati agama boleh terasa gersang dan membebankan serta cenderung membentuk jiwa keagamaan yang keras dan kasar.
3. Orang yang mengasihi Nabi SAW akan sentiasa berasa rindu untuk bertemu dengan Baginda SAW; untuk melihat zatnya di alam yang kekal abadi kelak, atau sekurang-kurangnya jika dapat menatap kelibat wajahnya yang mulia barang seketika dalam mimpi-mimpi mereka. Sudah pasti setiap kekasih sangat merindui untuk bersua dan menatap wajah kekasihnya.
Kerinduan sebeginilah yang dapat kita rasakan jika kita menyorot kehidupan generasi sahabat. Misalnya, kita dapat turut berkongsi keriangan dan kegembiraan Abu Musa al Asy’ari r.a dan rombongan kaumnya dari Yaman yang berkunjung ke Madinah.
Mereka mempercepatkan langkah dan begitu girang untuk menemui Rasulullah sambil mendendangkan syair kegembiraan: “Esok kita akan bertemu dengan para kekasih kita, Muhammad dan sahabat-sahabatnya!” Setibanya mereka di Madinah dan Masjid Nabi, mereka terus menghadap dan memuliakan Nabi SAW. (riwayat Al-Baihaqi)
4. Seseorang yang mengasihi Baginda SAW juga akan membesarkan diri dan suruhan Baginda termasuk memuliakannya ketika menyebut namanya. Malah ada yang sehingga menunjukkan rasa rendah dan hina diri ketika mendengar nama Baginda SAW disebut di hadapan mereka.
Berkata Ishaq al-Tujibi r.a, sahabat-sahabat Nabi SAW selepas kewafatan Baginda SAW tidak akan menyebut nama Baginda SAW melainkan mereka akan merendahkan diri dan menggigil serta menangis kerana diselubungi perasaan rindu yang dalam akibat berpisah dengannya.
Hal ini sangat berbeza dengan sesetengah mereka yang mengaku sebagai ahli agama pada zaman kita yang tidak mahu membesarkan dan menobatkan keistimewaan Nabi Muhammad SAW tetapi hanya menumpukan kepada risalahnya dan sunnah yang dibawa olehnya. Seolah-olah Nabi SAW hanyalah berperanan seumpama posmen penghantar surat atau orang suruhan bawahan!
Sedangkan apabila seseorang makhluk itu mempunyai sifat-sifat istimewa tersebut, maka sifat-sifat itu hanya sekadar yang bersesuaian dengan kemanusiaannya yang diciptakan terbatas dan diperolehi dengan izin, kurniaan dan kehendak-Nya.
Mengasihi Nabi SAW
Ada juga sesetengah mereka yang menolak penggunaan gelaran Sayyidina bagi Nabi SAW sedangkan Nabi SAW lebih daripada layak mendapat gelaran tersebut tetapi dalam masa yang sama mereka bebas menggunakan pelbagai gelaran dalam kehidupan mereka.
5. Orang yang mengasihi Nabi SAW juga sepatutnya akan mengasihi orang yang dikasihi oleh Nabi SAW terutamanya nasab keturunannya dari kalangan ahli-ahli bait dan sahabat-sahabatnya yang terdiri daripada kaum Muhajirin dan Ansar.
Mereka juga akan memusuhi orang yang memusuhi mereka dan membenci orang yang membenci mereka dan keturunan mereka.
Hakikatnya, sesiapa yang mengasihi seseorang, dia akan mengasihi semua perkara yang disukai oleh orang yang dikasihinya.
Ini ialah sirah para Salaf al-Salih; mereka akan mengasihi segala yang dikasihi oleh Rasulullah SAW sehinggakan terhadap perkara-perkara yang sekadar diharuskan dan digemari oleh nafsu (yang tidak diharamkan oleh syarak).
Anas ibn Malik r.a misalnya, setelah melihat Rasulullah SAW mencari-cari labu di dalam dulang ketika sedang menikmati makanan, maka semenjak hari itu dia turut sentiasa suka kepada labu.
6. Orang yang mengasihi Nabi SAW akan membenci apa yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi Sunnahnya, melakukan perkara bidaah dalam agamanya dan memandang berat setiap perkara yang bercanggah dengan syariatnya.
Allah SWT menjelaskan: Engkau tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, tergamak berkasih mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka, ataupun keluarga mereka. (al-Mujadalah: 22)
“Mereka” yang dimaksudkan di dalam ayat di atas ialah para sahabat Baginda SAW yang telah membunuh orang yang mereka kasihi dan juga bapa-bapa mereka yang ingkar dan kafir semata-mata mengharapkan keredaan Allah. Ibnu Abbas RA menyatakan, di antara sahabat Baginda SAW yang dimaksudkan di dalam ayat itu ialah Abu Ubaidah al-Jarrah.
Beliau sanggup membunuh bapanya dalam peperangan Uhud manakala Saidina Abu Bakar r.a sanggup berlawan satu lawan satu dengan anaknya sebelum memulakan peperangan Badar, tetapi dihalang oleh Rasulullah SAW. Inilah antara bukti cinta yang tidak berbelah-bagi terhadap Baginda SAW.
7. Orang yang benar-benar mencintai Nabi SAW juga pasti akan kasih terhadap al-Quran yang diutuskan kepada Rasulullah SAW yang dengannya manusia mendapat petunjuk. Mereka akan mengikut jejak Baginda SAW yang menjiwai al-Quran dan berakhlak dengannya seperti yang ditegaskan oleh Ummul Mukminin, Aisyah r.ha dalam katanya, “Akhlak Baginda SAW adalah al- Quran itu sendiri”.
Mengasihi al-Quran bererti membacanya, beramal dengannya, memahaminya, menjunjung suruhan dan meninggalkan larangannya.
8. Tanda kasih terhadap Nabi SAW juga ialah berasa kasih dan belas terhadap umatnya dengan memberi nasihat kepada mereka, berusaha melakukan kebaikan dan menghapuskan kemudaratan daripada mereka.
Inilah sebahagian daripada bukti dan tanda yang harus ada pada para pencinta Nabi SAW. Oleh itu marilah kita bersama-sama memuhasabah diri, adakah kita ini pencinta sejati atau pendakwa semata-mata?
Tepuk dada, tanyalah iman. Semoga Allah SWT mengurniakan kita semua kesempurnaan kecintaan kepada Rasulullah SAW!
Oleh Panel Penyelidikan, Yayasan Sofa Negeri Sembilan

Usah leka jaga iman

APABILA iman lemah, maka mudah sekali melakukan dosa dan maksiat. Apabila maksiat meningkat, bantuan Allah untuk dipelihara daripada syaitan berkurang dan tiada.
Rasulullah sendiri sering berdoa: “Wahai Allah yang boleh membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas jalan agama-Mu”. Baginda juga memohon Allah memelihara hala tuju perasaannya supaya tidak menyimpang dari hala tuju yang ditentukan Allah menuju kepada yang tertinggi.



Advertise Here

Doa baginda: “Wahai Allah yang menguruskan hati, uruskanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu”. Rasulullah juga berdoa pada siang dan malam di dalam zikirnya: “Wahai Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu daripada kekufuran dan kefakiran”.
Adakah kita mengetahui bahawa Umar al-Khattab yang memisahkan imannya antara yang hak dan batil, syaitan cabut lari daripada menghampirinya dan terdapat garisan hitam di wajahnya lantaran banyak menangis kerana takutkan Allah?
Adakah kita mengetahui bahawa beliau pernah mengecam dirinya kerana kekurangan iman? Maka terdedah kepada dosa yang lebih besar.
Kali ini penulis ingin mengingatkan tentang tanda-tanda berkurangnya iman supaya kita lebih bersungguh menjaga iman sebagaimana nabi dan sahabat antaranya ialah:
  1. Terus menerus melakukan dosa dan tidak berasa bersalah.
  2. Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca al-Quran.
  3. Lambat melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan solat.
  4. Meninggalkan sunnah, sunat dan wajib
  5. Memiliki suasana hati yang gelisah seperti bosan dalam kebaikan.
  6. Tidak berasakan apapun ketika mendengarkan ayat al-Quran dibacakan seperti ketika Allah mengingatkan tentang hukuman dan janji-Nya tentang khabar baik dan akibat berbuat jahat.
  7. Berat dalam mengingat Allah.
  8. Tidak berasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari’ah.
  9. Terlalu bersemangat dengan kedudukan dan bimbang kehilangan jawatan.
  10. Kedekut dan bakhil, tidak mahu membahagikan rezeki yang dikurniakan Allah.
  11. Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
  12. Berasa senang di atas kegagalan orang lain
  13. Hanya memperhatikan yang halal dan haram, dan tidak menghindari yang makruh.
  14. Mempermainkan orang yang berbuat kebaikan kecil.
  15. Tidak mahu memperhatikan keadaan dan musibah yang ditanggung kaum muslimin.
  16. Tidak berasa bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam.
  17. Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya malah menyalahkan takdir, hanya boleh terima takdir baik sahaja.
  18. Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti.
  19. Hanya bersemangat untuk pekerjaan duniawi sebaliknya tidak bersemangat perkara ukhrawi.
  20. Berasa bangga dengan kebaikan sendiri, sombong dan bongkak dengan kedudukan, malah banyak lagi.
Beberapa cara untuk meningkatkan keimanan kita:
  1. Tilawah Al-Quran dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka insya-Allah hati kita akan lembut. Yakinkan bahawa Allah sedang berbicara dengan kita.
  2. Menyedari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita yang kita lihat yang menunjukkan keagungan-Nya kepada kita.
  3. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.
  4. Berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan seharian seperti cara solat dan berwuduk dengan betul, mengetahui erti daripada nama dan sifat-Nya. Orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.
  5. Menghadiri majlis zikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majlis seperti itu.
  6. Selalu menambah perbuatan baik lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bersedekah dan memudahkan jalan bagi orang yang berbuat kebaikan. Amal kebaikan harus dilakukan secara berterusan.
  7. Berasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita daripada terlena terhadap kesenangan dunia.
  8. Mengingat tahap kehidupan akhirat, peringkat ketika kita diletakkan dalam kubur ketika kita diadili ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di syurga atau neraka.
  9. Berdoa, menyedari bahawa kita memerlukan Allah. Berasa kecil di hadapan Allah.
  10. Cinta kita kepada Allah harus kita tunjukkan dalam tindakan. Kita penuh berharap semoga Allah berkenan menerima solat kita dan senantiasa berasa takut akan melakukan kesalahan.
  11. Malam hari sebelum tidur sepatutnya kita bermuhasabah memperhitungkan perbuatan kita sepanjang hari itu.
  12. Menyedari akibat daripada berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan melakukan kebaikan dan menurun dengan melakukan perbuatan buruk.
  13. Semua yang terjadi adalah kerana Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita, itupun daripada Allah.

Antara kehendak dan taqdir

Mengkhawatirkan seseorang yang menyangka bahwa kehendak kuat bisa memusnahkan dinding taqdir dan akan mengerjakan apa yang belum diuji oleh qada' dan qadar.  ......Kehendak progresif (sawabiq al himam) tidak akan membakar dinding-dinding taqdir..

SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA MAKA MENGENAL IA AKAN TUHANNYA

Kita manusia adalah makhluk yang jelas jauh berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain. Dan ini apabila kita memahaminya, maka itulah Allah mengangkat darjat kita dan kita berUSAHA pula mengangkatnya.

barang siapa mengenal dirinya maka mengenal akan tuhannya

kita yang dibekalkan dengan akal adalah satu-satunya makhluk yang jauh berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain. Jika ini dapat kita fahami, maka Allah telah mengangkat darjat kita sementara kita berUSAHA mengangkatnya.

video clip seks fitnah 2

Adalah dimaklumkan bahwa video clip sahih satu lagi fitnah yang dirancang dengan rapi.